Rabu, 13 Maret 2019

Kunikmati Sex dengan Pacar Baruku

Cewek Ngewek-Ini adalah sebuah cerita dewasa seks, kisah hot ngentot terbaru dan terpanas di awal tahun 2019 yang bisa anda baca karena diangkat dari sebuah kisah nyata. Selengkapnya, simak paparan ceritanya berikut ini!
“Mulai sekarang kamu tak usah menemuiku lagi. Kita putus..!”
Seuntai kalimat meluncur cepat menikam jantungku menghentikan sejenak udara yang mengalir disaluran pernafasanku. Kalimat itu keluar dari bibir seorang gadis cantik yang telah kupacari selama hampir 3 tahun.


Gadis bertubuh semampai dan seksi, dengan rambut panjang sering dibiarkan tergerai itu, sedang memandang tajam padaku dengan wajah dingin dan sorot mata yang mengandung kebencian. Gadis itu berdiri tepat didepanku sambil mengacungkan telunjuknya ke wajahku.



“Ada apa denganmu, Emily ?” Aku mencoba tenang dan mengajukan pertanyaan kepadanya.

Dia masih melototiku. Masih saja memandangku dengan tangan terkepal.

“Tak ada alasan apapun yang perlu kau dengar, Jay“ Ucapnya dingin.

“Setidaknya aku mesti tahu, kenapa kau memutuskan aku begitu saja“ Aku masih saja mencoba mengorek alasannya, meskipun aku tahu tak akan ada jawaban yang kelak keluar dari bibirnya.

Emily memalingkan wajahnya. Seakan tak ingin memandangku sama sekali. Bahkan jariku yang mencoba meraih tangannya ditepiskannya dengan kasar.

“Aku tak ingin berdebat denganmu tentang ini, Jay. Aku sudah bosan dengan hubungan kita. Aku tak bisa melanjutkannya lagi. Itu saja…!“

Dingin…, sangat dingin tatapan mata itu. Sinarnya memancar menyusup lewat mataku yang sedang balas menatapnya, sorot mata itu seakan menusuk tajam dan mengoyak-ngoyak hatiku yang tak pernah lekang mencintainya.

“Dan aku minta mulai sekarang kau tak usah menemuiku…”

Clebbbbbbb

Baca Juga : Toket Besar Dan Toket Kecil Dan Imut


Sakit rasanya. Terasa lebih sakit dari jatuh pada ketinggian 20 kaki saat menolong Emily yang terjebak tebing tinggi dan tak bisa turun saat kami melakukan pendakian minggu lalu. Terasa lebih sakit saat mengalami patah lengan waktu tabrakan dengan sepeda motor ketika hendak menjemputnya yang terjebak hujan deras di halte menunggu jemputan yang tak kunjung tiba sebulan yang lalu. Terasa lebih sakit ketika saat harus menjadi bulan-bulanan preman yang mencoba mengganggunya dua bulan yang lalu. Terasa lebih sakit dari semuanya….

“Aku mohon, Emily. Jangan mengambil keputusan sepihak seperti itu. Jangan lupakan apa yang telah kita lalui bersama, Emily…” Ucapku mencoba memohon.

Saat itu aku sangat berharap Emily akan tersenyum manis kepadaku dan berkata ‘ini hanya candaanku, Jay’. Ya, aku berharap dia mengatakan itu…

“Kisah tentang kita telah berakhir, Jay“ Emily tersenyum sinis. “Dan itu adalah kenangan terburuk dalam hidupku…”

Aku tercekat. Mataku nanar memandangnya. Semua harapanku untuk tetap bersamanya dihempaskannya begitu saja.

“Selamat tinggal, Jay“ Ucapnya datar dan kemudian berlalu dari hadapanku, lalu masuk ke dalam mobil New Kia Picanto berwarna Merah Muda miliknya dengan satu hempasan kuat pada pintu mobilnya.

“Tidak! Aku tak bisa menerima keputusanmu Emily. Aku terlalu mencintaimu…” Jeritku tak peduli dia mendengarnya atau tidak.
Aku masih berdiri terpaku, saat Emily pergi meninggalkanku sendirian di parkiran kampus. Laju mobilnya yang semakin menjauh seakan ikut menyeret separuh hidupku bersamanya. Tak bisa kumengerti keputusan sepihak yang diambilnya.

Sungguh rasanya aku tak ingin mempercayai semua ini. Emily yang sekarang telah berubah 180 derajat. Dia bukan lagi Emily yang ku kenal. Lenyap segala hal indah dan nyaman pada dirinya. Emily yang ku kenal adalah seorang gadis lembut, manja, dan selalu memberi senyum manis untukku, rela mengurai airmata kala aku bersedih, dia selalu ada untukku dengan hati penuh cinta.

Emily yang sekarang benar-benar telah berubah. Entah karena apa.

“Cari non Emily, Den?” Tanya Bi Inah sopan saat aku datang malam itu ke rumah Emily.

“Iya, Bi. Orangnya ada, Bi?“

“Bibi tak melihat pasti Den. Tapi tadi bibi dengar suara Non Emily kayak lagi ngobrol sama seseorang didalam kamarnya…”

Ngobrol dengan seseorang dikamarnya? Dengan siapa Emily dalam kamarnya? Tak biasanya dia mengajak temannya masuk kamarnya. Selama ini tak ada satupun yang boleh masuk ke kamar itu kecuali aku.

Segera aku melangkah masuk. Bibi pembantu yang sedang berdiri menghalangi jalan masuk aku dorong dengan pelan, membuat bibi menjerit kecil saat tanpa sadar tanganku menyentuh gundukan payudaranya. Aku cuek saja, terus melangkah dan menaiki tangga menuju ke lantai atas tempat kamar Emily berada. Tak ada suara apapun kudengar dari dalam kamar. Kutempelkan telingaku ke pintu kamarnya. Hening.

“Emily? Buka pintunya. Ini aku, Jay. Kumohon buka pintunya. Kita harus bicara, Emily“ Tak sabar aku langsung mengetuk pintunya dan mengucapkan kalimat permintaan itu padanya.

Suara langkah kaki terdengar pelan. Lalu gerakan berputar pada hendel pintu, dan seraut wajah cantik yang selalu kurindu muncul dari balik pintu kamar itu.

“Heh??? Kamu??? mau apa kesini?” Suara tak sedap terdengar dari mulut Emily. Wajahnya masam dengan ekspresi yang tak ingin diganggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar